Jenis-jenis Pompa Sentrifugal dan Cara Memilihnya Sesuai Kebutuhan Berdasarkan Standar
![]() |
Jenis-jenis pompa sentrifugal dan tipe impellernya. |
Jenis-jenis Pompa Sentrifugal
Sebelum membahas jenis-jenis pompa sentrifugal, ada baiknya kita mengulas kembali dasar-dasar mekanika fluida agar lebih mudah memahami konsep tentang pompa.
Saat menentukan pompa yang tepat, langkah pertama adalah menghitung head-nya. Dalam sistem, head terdiri dari suction head dan discharge head. Keduanya kemudian dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian.
Untuk memahami lebih jelas mengenai konsep ini, silakan merujuk pada gambar yang telah disertakan, lengkap dengan rumus-rumus pendukung berikut.
![]() |
Konsep sistem head pompa sentrifugal. |
Pada persamaan Bernoulli, Total Energi merupakan penjumlahan dari Elevation Energy, Pressure Energy, dan Velocity Energy. Dari persamaan ini, kita dapat mengonversinya untuk menentukan Total Head pada pompa.
Total Head dihitung sebagai penjumlahan dari tiga komponen utama, yaitu:
- Elevation Head
- Pressure Head
- Velocity Head
Untuk lebih jelasnya, silahkan melihat gambar di bawah yang menyajikan formula secara lengkap.
![]() |
Konversi persamaan Bernoulli menjadi total head pompa. |
Jenis-jenis Pompa Sentrifugal untuk Proses Standar API
![]() |
Jenis-jenis pompa sentrifugal berdasarkan standar API 610. |
Dalam bagan jenis-jenis pompa sentrifugal di atas, kita dapat melihat klasifikasi masing-masing tipe pompa berdasarkan standar API 610. Pada standar ini, ada tiga kategori utama pompa sentrifugal, yaitu overhung, between bearing, dan vertically supended.
1. Overhung (OH)
Pada tipe overhung, bearing terletak di sisi yang berlawanan dengan impeller. Tipe ini dibagi lagi menjadi beberapa varian yang lebih spesifik:
- Flexible-coupled
- Rigidly-coupled
- Close-coupled
2. Between Bearing (BB)
Pada tipe between bearing, bearing terletak di kedua sisi impeller, yang berada di tengah. Tipe ini sering digunakan pada pompa dengan impeller bertingkat (multi-stage). Tipe between bearing juga memiliki berbagai kode, seperti:
- BB1-A
- BB1-B
- BB2
Pada edisi API 610 ke-11, tipe between bearing hanya digolongkan sebagai BB1 hingga BB5 saja, namun dalam edisi ke-12, kode ini diperinci lagi menjadi BB1-A dan BB1-B, tergantung pada apakah foot-mounted atau near-centerline mounted.
3. Vertikal Suspended (VS)
Tipe ini sering disebut sebagai VS dalam API 610. Pada tipe ini, impeller berada di bawah, sementara bearing ditempatkan di atas. Desain ini memungkinkan pompa beroperasi secara vertikal.
Tipe overhung memiliki dua bearing yang berdekatan di sebelah kiri dengan impeller menggantung di sebelah kanan, sedangkan pada tipe between bearing, bearing ditempatkan di kiri dan kanan impeller yang posisinya di tengah.
Pompa Sentrifugal Tipe Overhung
![]() |
Jenis-jenis pompa sentrifugal tipe Overhung (OH). |
Pompa tipe overhung dapat dibagi lagi berdasarkan tipe coupling-nya. Berdasarkan gambar, berikut adalah penjelasan masing-masing tipe overhung menurut API Standard 610:
1. Flexibly Coupled
- OH1: Dikenal juga sebagai Foot Mounted, dengan dua support, satu di bagian depan pada casing dan satu lagi di belakang, di bawah bearing house.
- OH2: Posisi pompa benar-benar menggantung, dengan hanya satu support yang terletak di belakang.
- OH3: Tipe ini memiliki in-line bearing frame, dan meskipun terlihat mirip dengan pompa vertikal, OH3 tetap termasuk dalam kategori overhung.
2. Rigidly Coupled
- OH4: Pada tipe ini, motor terletak di atas, dan impeller berada di bawah.
3. Close-coupled
- OH5 dan OH6: Keduanya masuk dalam kelompok overhung pumps close-coupled.
Pompa Sentrifugal Tipe Between Bearing
Dalam API 610, terdapat dua jenis between bearing pumps, yaitu1-stage dan 2-stage. Selain itu, terdapat juga tipe multistage yang terdiri dari lebih dari dua stage. Pemilihan jenis pompa ini sangat bergantung pada tekanan discharge yang dibutuhkan.
Jika tekanan discharge rendah, penggunaan satu impeller saja sudah cukup. Namun, jika tekanan discharge tinggi, seperti pada pompa injeksi, maka diperlukan pompa multistage dengan beberapa impeller.
![]() |
Jenis-jenis pompa sentrifugal tipe Between Bearing (BB). |
Pada pompa multistage, fluida yang keluar dari satu impeller akan diteruskan ke impeller berikutnya secara bertahap hingga mencapai tekanan yang diinginkan.
Pada API 610 edisi ke-11, pompa between bearing 1-stage dan 2-stage terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu:
- Axially Split
- Radially Split
Namun, dalam API 610 edisi ke-12, terjadi perubahan klasifikasi. Kategori axially split diubah menjadi tipe BB1, yang kemudian dibagi lagi menjadi:
- BB1-A (Foot Mounted)
- BB1-B (Near-centerline Mounted)
Sedangkan radially split diubah menjadi tipe BB2. Pada saat tulisan ini dimuat, katalog untuk tipe BB1-A dan BB1-B belum tersedia secara luas di internet. Hal ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa tipe ini masih tergolong baru, sehingga belum banyak diproduksi oleh manufaktur.
Selain tipe-tipe tersebut, terdapat juga BB4, BB5, dan BB3 yang dikategorikan sebagai pompa multistage dan dikelompokkan berdasarkan konfigurasi radially split atau axially split.
Banyaknya tipe pompa sentrifugal yang ada memang bisa membingungkan, dan itu baru dari kategori pompa sentrifugal saja—belum lagi jika membahas pompa reciprocating, yang memiliki kompleksitas tersendiri.
Pompa Sentrifugal Tipe Vertically Suspended
Dalam API 610, pompa vertikal dengan desain suspended (VS) terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu single casing dan double casing.
Pompa tipe ini umumnya digunakan pada sumur-sumur yang dalam dan memiliki desain yang panjang, sehingga diperlukan pilihan antara single casing atau double casing.
![]() |
Jenis-jenis pompa sentrifugal tipe Vertically Suspended (VS). |
Berikut penjelasan mengenai kedua tipe tersebut:
1. Single Casing
Tipe ini dibagi lagi menjadi beberapa jenis, di antaranya:
- VS1 (Diffuser)
- VS2 (Volute
- VS3
Jenis-jenis ini berbeda dalam hal desain dan penggunaan impeller atau volute, yang menentukan cara fluida dialirkan melalui pompa. Penggunaan single casing biasanya dipilih berdasarkan kondisi operasi dan kedalaman sumur.
2. Double Casing
Pada double casing, terdapat dua lapisan casing yang melindungi bagian dalam pompa. Jenis-jenis double casing ini termasuk:
- VS6 (Diffuser)
- VS7 (Volute)
Desain double casing sering kali dipilih untuk aplikasi yang lebih berat, seperti sumur minyak yang sangat dalam, karena memberikan perlindungan tambahan terhadap komponen internal pompa.
Tipe vertikal suspended ini sangat dibutuhkan dalam aplikasi sumur minyak yang dalam dan memiliki tekanan tinggi
Jika ingin memahami lebih dalam mengenai perbedaan desain ini, gambar dan diagram terkait dapat membantu memberikan visualisasi yang lebih jelas tentang bagaimana tipe-tipe pompa ini beroperasi.
Sebagai seorang engineer, penting untuk tidak salah dalam memilih jenis pompa. Jika merasa ragu, jangan sungkan untuk meminta saran dari vendor terkait.
Misalnya, jika tekanan dan aliran (flow) fluida rendah, vendor mungkin akan merekomendasikan penggunaan pompa tipe OH1 atau OH2, yang cukup untuk kebutuhan tersebut.
Sebaliknya, jika memilih pompa tipe Between Bearing (BB1 atau BB2) yang biasanya digunakan untuk aliran yang tinggi, biaya bisa menjadi tidak efisien karena spesifikasi pompa melebihi kebutuhan.
![]() |
Berbagai macam jenis pompa sentrifugal yang diproduksi manufaktur Sundyne. |
Dalam situasi seperti ini, kita bisa mengundang vendor untuk memberikan presentasi di kantor. Dengan begitu, mereka dapat menjelaskan spesifikasi pompa yang paling sesuai.
Vendor akan senang diundang untuk presentasi, karena mereka berharap produknya akan dibeli. Namun, sebagai engineer, juga bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk memperdalam pengetahuan tentang produk yang ditawarkan.
Setelah presentasi, vendor mungkin akan menanyakan kapan kita berencana untuk membeli. Tidak ada salahnya menjawab dengan jujur bahwa keputusan pembelian belum diambil.
Meskipun vendor mungkin merasa kecewa, ini adalah bagian dari proses konsultasi dan pengambilan keputusan yang matang dalam memilih peralatan teknis.
Dengan demikian, kita bisa mengambil keputusan yang lebih tepat tanpa terburu-buru, memastikan bahwa pompa yang dipilih benar-benar sesuai dengan kebutuhan teknis dan anggaran yang tersedia.
Material Komponen Pompa Sentrifugal
Material pompa sudah diatur dalam API 610, dengan klasifikasi material seperti S-4 hingga D-2. Dalam edisi ke-11 API 610, terdapat beberapa material class yang kemudian dihapus pada edisi ke-12.
Jadi, jika pembaca memiliki API edisi ke-11, coba cek kembali karena beberapa material sudah tidak digunakan lagi.
Mungkin karena tidak lagi diproduksi atau berdasarkan pengalaman dari API sendiri yang terus memperbarui standar. Bisa jadi, ada masukan dari manufaktur, misalnya bahwa material tertentu tidak lagi direkomendasikan.
Salah satu material yang umum digunakan adalah S-6, di mana pressure casing-nya terbuat dari carbon steel, impeller-nya dari 12% chrome (stainless steel), dan impeller wear bearing-nya dari 12% CR hardened.
Klasifikasi material ini memudahkan komunikasi dengan manufaktur. Misalnya, jika kita menyebutkan S-6, manufaktur sudah memahami spesifikasi material yang dibutuhkan.
Untuk material lebih mahal seperti duplex D-1, ada pengalaman dari kenalan kami yang membeli pompa dengan material ini.
Mereka membeli 10 pompa seharga 11 miliar rupiah—sekitar 1 miliar per pompa—dari vendor termurah. Vendor lain bahkan menawarkan harga 13 miliar untuk jumlah pompa yang sama.
Saat memilih material, kita hanya perlu menyebutkan kode seperti D-1 atau S-6. Detail material seperti impeller, shaft, dan lainnya akan tersedia di bagian bawah daftar material API.
![]() |
Tabel material classes pompa sentrifugal standar API 610. |
Berikut beberapa pedoman penting dalam menentukan material pompa:
- Corrosion allowance: Jika tidak ada risiko korosi yang signifikan, material S-6 sudah cukup, dengan casing carbon steel. Tidak perlu menggunakan material duplex atau stainless steel jika tidak diperlukan.
- Impeller: Harus menggunakan stainless steel untuk menghindari korosi. Misalnya, jika memilih S-4, impeller-nya tetap harus stainless steel.
- Shaft: Jika impeller-nya menggunakan stainless steel, maka shaft-nya juga harus menggunakan material yang setara, tidak mungkin menggunakan carbon steel.
Material Class seperti S-6 dan S-4 sering menjadi pilihan yang lebih ekonomis dan memadai untuk banyak aplikasi.
Ingat, tabel klasifikasi material API 610 tidak perlu dihafalkan. Kita selalu bisa membuka kembali referensinya jika diperlukan.
Jadi, tidak perlu ragu jika di tengah diskusi kamu berkata, "Sebentar Pak, saya buka API saya dulu." Hal seperti ini wajar, dan tidak perlu malu jika tidak menghafal semua detail material.
Contoh Isian Data Sheet
Sebagai seorang engineer, kamu akan sering dihadapkan dengan tugas mengisi Data Sheet. Tugas ini penting dalam proyek karena memastikan spesifikasi yang dibutuhkan untuk setiap komponen jelas sejak awal.
![]() |
Contoh tampilan bagian-bagian pada data sheet pompa. |
Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan saat mengisi Data Sheet:
1. Identifikasi Proyek
Mulailah dengan mencantumkan informasi dasar seperti nama proyek dan klien. Misalnya, jika kamu bekerja di perusahaan kontraktor dengan klien seperti Pertamina, tuliskan detail ini.
2. Detail Pompa
- Sebutkan jenis pompa, jumlah unit, dan service-nya.
- Tipe pompa apa yang dibutuhkan? Untuk bagian manufaktur, kosongkan terlebih dahulu karena proses pengadaan belum sampai pada tahap pemilihan vendor atau pembelian.
- Data Sheet ini masih digunakan untuk membuat proposal atau meminta penawaran (RFQ) dari vendor.
3. Spesifikasi Operasional
Pastikan untuk mengisi parameter penting seperti suhu cairan (pumping temperature) dan rated flow. Misalnya, jika cairan yang akan dipompa mengandung H2S atau klorin dalam jumlah tertentu, maka perlu mencantumkannya.
Vendor biasanya akan memberikan umpan balik berdasarkan parameter ini. Misalnya, jika klorin dalam cairan cukup tinggi, vendor mungkin menyarankan bahwa material seperti carbon steel tidak cocok karena dapat mengalami korosi, dan mungkin duplex steel akan lebih tepat.
4. Pemilihan Material
Kesalahan dalam memilih material sering kali disebabkan oleh kurangnya pengalaman. Misalnya, jika memilih carbon steel padahal seharusnya menggunakan duplex karena adanya klorin yang tinggi, ini bisa menyebabkan masalah di kemudian hari.
5. Klasifikasi Area dan Elektrikal
Dalam Data Sheet juga terdapat bagian untuk klasifikasi area, terutama untuk kebutuhan elektrikal. Pastikan mengisi ini sesuai dengan standar yang berlaku di lokasi proyek.
6. NPSH dan Karakteristik Cairan
Net Positive Suction Head (NPSH) dan karakteristik cairan lainnya, seperti tekanan dan temperatur, biasanya akan diisi oleh tim proses atau teknik kimia, bukan oleh tim mekanikal.
7. Ukuran Pipa
Tuliskan ukuran pipa yang akan digunakan, misalnya dalam inci. Jika belum diketahui, ini bisa diminta dari vendor dengan menandainya sebagai Vendor to Advice (VTA) pada tahap proposal.
8. Spesifikasi Inspeksi Material
Jika proyek memerlukan inspeksi material tertentu, seperti radiografi atau ultrasonik, masukkan spesifikasi tersebut. Jika masih belum ada keputusan, bagian ini bisa dikosongkan dulu.
9. Jenis API Pump
Di bagian kiri atas Data Sheet, ada kolom untuk jenis pompa berdasarkan standar API, seperti OH1, OH2, BB1, BB2, dan sebagainya. Pastikan memilih tipe yang sesuai dengan kebutuhan dan budget proyek.
Jangan sampai meminta tipe OH1 atau OH2, tetapi vendor justru memberikan BB1 atau BB2 yang jauh lebih mahal. Ini bisa menyebabkan kekalahan dalam tender karena harga yang tidak kompetitif.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kita dapat memastikan bahwa Data Sheet diisi dengan akurat dan sesuai kebutuhan proyek. Jika ada informasi yang belum diketahui, kita dapat berkonsultasi dengan vendor atau membuka referensi dari API yang relevan.
Pengujian Pompa
Setelah pompa selesai diproduksi oleh pihak manufaktur, langkah selanjutnya adalah melakukan serangkaian pengujian untuk memastikan kualitas dan kinerja pompa tersebut.
1. Hidrostatic Test
Dalam API 610, untuk melakukan uji hidrostatik, digunakan cairan dengan tekanan minimum 1,5 kali dari Maximum Allowable Working Pressure (MAWP). Uji ini dilakukan selama 30 menit untuk memastikan keandalan dan keamanan pompa.t
2. Performance Test
Dalam proses pengujian di pabrik, beberapa aspek yang diuji meliputi:
- Shutoff: Memastikan pompa dapat menghentikan aliran dengan baik.
- Continuous Stable Flow: Menguji aliran stabil yang dapat dipertahankan oleh pompa.
- Flow Point: Mengidentifikasi titik-titik aliran penting dan parameter lainnya.
Pada edisi ke-12 API 610, terdapat sembilan poin pengujian yang harus dilakukan, sedangkan pada edisi ke-11 hanya terdapat enam poin. Penambahan ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam standar pengujian.
Pengujian kinerja merujuk pada Hydraulic Institute (HI) 14.6 atau ISO 9906, yang merupakan pedoman internasional untuk memastikan kualitas dan efisiensi pompa. Pastikan semua prosedur diikuti dengan cermat untuk menjamin hasil yang akurat dan dapat diandalkan
3. Performance Tolerance
Pentingnya standar dalam pengujian pompa, terutama ketika melakukan pembelian. Misalnya, jika membeli pompa dengan kapasitas 100 m³/jam, namun saat pengujian ternyata hanya menghasilkan 95 m³/jam.
Jelas pompa tersebut tidak dapat diterima. Mengapa? Karena toleransi yang diizinkan hanya sebesar 3%. Jika hasil pengujian menunjukkan 98 m³/jam, mungkin masih bisa diterima karena mendekati standar. Penting untuk diingat bahwa akan ada perdebatan antara pembeli dan vendor.
Misalnya, jika pembeli mengklaim bahwa kapasitasnya kurang 2 m³/jam, tetapi vendor hanya dapat membuktikan kapasitas 98 m³/jam. Maka adanya standar atau acuan menjadi sangat penting untuk menyelesaikan masalah ini.
Selain kapasitas aliran, hal lain yang perlu dipertimbangkan yaitu beberapa faktor lain dalam pengujian pompa, seperti:
- NPSH (Net Positive Suction Head): Mengukur tekanan yang diperlukan untuk mencegah kavitas pada pompa.
- Efisiensi: Menunjukkan seberapa baik pompa mengkonversi energi input menjadi energi output.
- Rated Power: Menentukan daya yang diperlukan untuk operasi optimal pompa.
Dengan memahami dan mengikuti standar ini, kita dapat memastikan bahwa produk yang diterima memenuhi ekspektasi dan kebutuhan operasional.
Pengujian Opsional
1. Mechanical Run Test
Uji coba pompa atau run test akan dilakukan selama 4 jam. Selama periode ini, data akan direkam setiap setengah jam. Data yang akan dicatat meliputi:
- RPM (Revolutions Per Minute): Mengukur kecepatan putaran pompa.
- Flow: Kapasitas aliran yang dihasilkan oleh pompa.
- Pressure: Tekanan pada titik tertentu dalam sistem.
- Vibration: Tingkat getaran yang dihasilkan oleh pompa.
Dengan merekam semua data ini, kita dapat menganalisis kinerja pompa secara menyeluruh dan memastikan bahwa semua parameter beroperasi dalam batas yang ditetapkan. Ini sangat penting untuk menjaga efisiensi dan keandalan sistem pompa yang digunakan.
2. NPSH Required Test
Acuan yang digunakan dalam pengujian pompa adalah sebagai berikut:
- Pompa Single-Stage: 3% head drop.
- Pompa Multi-Stage (lebih dari 2 stages): 3% first-stage head drop.
Penting untuk dicatat bahwa informasi ini sebaiknya dikonfirmasi dengan manufaktur, karena mereka memiliki pengetahuan mendalam mengenai spesifikasi dan karakteristik pompa yang mereka produksi.
Dengan memahami acuan ini, kita dapat memastikan bahwa pompa beroperasi dalam batas yang diizinkan, yang sangat penting untuk efisiensi dan keandalan sistem.
Jenis-jenis Pompa Sentrifugal Non API Standard
Tipe pompa sentrifugal non-API adalah pompa yang tidak memenuhi standar API 610. Dalam industri minyak dan gas, terkadang penggunaan pompa non-API lebih ekonomis.
Pompa non-API dapat digunakan untuk aplikasi seperti penanganan cairan kimia. Contoh lainnya adalah pada sumur bor air. Jika membuat sumur untuk kebutuhan seperti toilet, mencuci muka, atau wastafel, maka tidak perlu menggunakan pompa berstandar API, yang biasanya lebih mahal.
Menggunakan pompa non-API dapat mengurangi biaya proyek. Meskipun pompa berstandar API memiliki keunggulan tertentu, dalam beberapa situasi, pompa dengan standar lebih rendah sudah cukup efektif dan efisien.
Jika memilih untuk tetap menggunakan pompa yang sesuai dengan standar API, itu adalah pilihan yang sah. Namun, perlu diingat bahwa memilih pompa yang lebih rendah standar dapat menghemat biaya tanpa mengorbankan fungsi.
Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik mengenai pilihan pompa yang sesuai dengan kebutuhan proyek dan anggaran yang tersedia.
ASME/ANSI
- ASME/ANSI B73.1: Horizontal End Suction Centrifugal Pumps for Chemical Process.
- ASME/ANSI B73.2: Vertical In-Line Centrifugal Pumps for Chemical Process.
- ASME/ANSI B73.3: Sealless Horizontal End Suction Metallic Centrifugal Pumps for Chemical Process.
Meskipun pompa sesuai ASME/ANSI B73.1 jarang digunakan, penting untuk diingat bahwa pompa-pompa ini tidak terbatas hanya untuk aplikasi kimia.
Dengan memahami standar dan aplikasi pompa non-API, kita dapat memilih solusi yang tepat untuk kebutuhan proses industri, baik itu untuk cairan kimia maupun non-kimia.
Pompa dengan spesifikasi kimia ini juga dapat digunakan untuk menangani air dan cairan lainnya. Meskipun dirancang untuk aplikasi kimia, kinerjanya tetap efektif untuk berbagai jenis cairan di luar kimia.
Material ASME B73.1 dan B73.2
Kode yang digunakan dalam ASME (American Society of Mechanical Engineers) berbeda dengan yang ada pada API (American Petroleum Institute). Dalam ASME, kode terdiri dari nama bagian seperti 73DI, 73DI/SS, 73SS.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan lihat gambar di bawah ini.
![]() |
Tabel material pompa sentrifugal standar ASME (B73.1 dan B73.2). |
QUICK FACT ASME B73.1 dan B73.2
Pompa ASME B73 sering disebut sebagai ANSI pump. Meskipun namanya dikenal secara luas, penggunaannya cenderung lebih terbatas.
Secara umum, pompa ini digunakan untuk aplikasi dengan grade yang lebih rendah dan dapat diterapkan secara global.
ISO
Dalam dunia pompa, terdapat beberapa standar yang perlu dipahami, antara lain:
- ISO 2858: Standar ini mencakup pompa sentrifugal dengan desain end suction yang memiliki kapasitas maksimum 16 bar.
- ISO 5199: Spesifikasi teknis untuk pompa sentrifugal, yang setara dengan ASME/ANSI B73.1.
Perbedaan utama antara ISO 2858 dan ISO 5199 terletak pada ukuran bearing yang digunakan. Meskipun ISO memiliki standar yang jelas, penggunaannya relatif jarang. Sebaliknya, ASME/ANSI lebih sering dipilih dalam praktik industri.
Standar Lainnya
Untuk pompa kebakaran (Fire Pump), rujukannya adalah pada standar NFPA 20. Selain itu, terdapat berbagai standar regional yang juga perlu dipertimbangkan, antara lain:
- AWWA (American Water Works Association)
- JIS (Japanese Industrial Standards)
- DIN (Deutsches Institut für Normung)
- BS/EN (British Standards European Norm)
- KS (Korean Standards).
Dalam memilih pompa, kita memiliki kebebasan untuk memilih sesuai dengan standar manufaktur yang ditawarkan.
Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai standar ini agar dapat membuat keputusan yang tepat saat membeli pompa dari pabrik yang sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi yang diinginkan.
Perbandingan Antara API 610 dan ASME B73
![]() |
Perbanding standar pompa sentrifugal antara API 610 dan ASME/ANSI/ISO. |
Berikut adalah ringkasan mengenai berbagai standar pompa berdasarkan jenis dan aplikasinya:
API 610
Digunakan untuk aplikasi petroleum, petrochemical, dan heavy duty. Tipe pompa sentrifugal dalam API 610 terdiri dari:
- Overhung (OH)
- Between Bearing (BB)
- Vertically Suspended (VS)
ASME/ANSI B73.1
Diterapkan untuk general dan chemical process. Tipe pompa dalam ASME/ANSI B73.1 meliputi:
- Overhung (OH)
- SME/ANSI B73.2
Mencakup tipe pompa:
- Vertical Mounted (VM)
- Vertical Bearing (VB)
Untuk informasi lebih lengkap, silakan merujuk pada tabel di atas.
Bagian-bagian Pompa Sentrifugal, Jenis dan Fungsinya
![]() |
Bagian-bagian utama pompa sentrifugal. |
Impeller
![]() |
Jenis-jenis impeller yang berpengaruh pada kapasitas aliran fluida. |
1. Diameter of Eye
Diameter of eye pada impeller berpengaruh signifikan terhadap kapasitas fluida yang dapat dialirkan. Untuk fluida dengan aliran yang lebih besar, seperti yang diukur dalam galon per menit (GPM) atau liter per menit (L/m).
Diameter of eye juga perlu diperbesar. Sebaliknya, jika aliran fluida lebih kecil, diameter of eye juga dapat diperkecil.
2. Jumlah Vane
Jumlah vane pada impeller juga berperan penting dalam mempertahankan konsistensi aliran fluida. Vane yang lebih banyak akan meningkatkan kemampuan impeller dalam mengalirkan fluida secara lebih efisien dan konstan.
3. Lebar Impeller
Lebar impeller yang lebih tinggi juga berkontribusi pada konsistensi aliran fluida. Impeller yang lebih lebar mampu menjaga kestabilan aliran, sehingga meningkatkan efisiensi sistem.
4. Sudut Vane
Sudut vane juga memiliki dampak yang signifikan terhadap aliran fluida. Sudut yang terlalu besar dapat menyebabkan aliran fluida menjadi tidak efisien, sedangkan sudut yang terlalu kecil juga dapat mengakibatkan masalah serupa.
Oleh karena itu, penentuan sudut vane yang optimal sangat penting untuk mencapai kinerja sistem yang baik.
Dengan memahami faktor-faktor ini, kita dapat merancang sistem pompa yang lebih efektif dan efisien dalam mengalirkan fluida.
Casing
![]() |
Tipe casing yang digunakan pada pompa sentrifugal. |
Casing pada pompa sentrifugal tersedia dalam berbagai konfigurasi, di antaranya:
- End Suction - Top Discharge
Jenis casing ini memiliki saluran masuk (suction) di bagian depan dan saluran keluar (discharge) di bagian atas. - Top Suction - Top Discharge
Dalam konfigurasi ini, saluran masuk dan keluar terletak di bagian atas pompa, memungkinkan pengaturan aliran yang efisien. - Side Suction - Side Discharge
Pada tipe ini, baik saluran masuk maupun keluar berada di sisi casing, yang sering digunakan dalam aplikasi tertentu untuk memudahkan instalasi.
Informasi tentang jenis casing dan posisi suction serta discharge perlu dicatat dengan cermat dalam data sheet. Penentuan pompa serta posisi suction dan discharge harus dilakukan dengan mempertimbangkan pengaturan pipa (arrangement) yang tepat.
Hal ini penting agar barang yang dipesan dari vendor sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan, sehingga meminimalkan kemungkinan kesalahan dalam pemesanan.
Sebagai tambahan informasi, di bawah ini merupakan gambar tipe dari Split Casing yang umum ditemui pada pompa sentrifugal.
![]() |
Jenis-jenis split casing yang umum ditemui pada pompa sentrifugal. |
Volute
![]() |
Jenis-jenis volute pada pompa sentrifugal. |
Pada sistem pompa sentrifugal, single volute dan double volute memiliki karakteristik beban yang berbeda
Single Volute memiliki beban yang lebih besar, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan akibat tekanan yang tidak merata. Double Volute memiliki beban yang lebih ringan, yang dapat membantu mengurangi stres pada impeller dan meningkatkan efisiensi operasi pompa.
Pemilihan antara single volute dan double volute harus mempertimbangkan kebutuhan aplikasi serta kinerja yang diinginkan.
Diffusers
Diffusers selalu berdekatan dengan impeller, karena fungsi utama dari part ini adalah memperlambat laju fluida yang melewati impeller untuk meningkatkan tekanan dari fluida tersebut.
![]() |
Konfigurasi diffusers pada pompa sentrifugal multistage. |
Seal
![]() |
Gland packing dan mechanical seal. |
Untuk mencegah kebocoran proses fluida di antara shaft dan dinding casing pompa, penggunaan seal sangatlah penting. Seal umumnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Gland Packing
Biasanya digunakan pada aliran rendah. Gland packing sering ditemukan pada pompa air di rumah tangga, karena harganya yang lebih ekonomis dan perawatannya yang relatif sederhana.
2. Mechanical Seal
Lebih diutamakan untuk aliran tinggi. Mechanical seal sering digunakan dalam industri minyak dan gas serta memenuhi standar API 682, yang menjamin kinerja dan keandalannya dalam kondisi operasional yang ekstrem.
Pemilihan antara gland packing dan mechanical seal harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti jenis fluida, tekanan, dan laju aliran untuk memastikan efisiensi dan keandalan sistem pompa.
Pompa Sentrifugal Pemadam Kebakaran (Centrifugal Fire Pump)
Fire pump harus memenuhi dan sesuai dengan NFPA 20, yang merupakan standar untuk instalasi centrifugal fire pumps. Untuk memastikan kualitas dan keamanannya, fire pump juga harus memiliki sertifikasi dari Underwriters Laboratories (UL) dan Factory Mutual (FM).
Sistem Proteksi Pompa
Sistem perlindungan fire pump memiliki relevansi yang tinggi dalam instalasi di perkapalan, terutama pada kapal-kapal tanker. Beberapa komponen penting dalam sistem ini meliputi:
- Tenaga Penggerak
Sistem ini dapat menggunakan motor elektrik atau motor bakar diesel sebagai sumber tenaga. - Tanki Air
Terdapat tanki air yang berfungsi sebagai cadangan untuk sistem pemadam kebakaran. - Deluge Valve
Sistem ini dilengkapi dengan deluge valve yang menggunakan mekanisme pneumatic untuk mengatur aliran air.
Dengan adanya sistem perlindungan kebakaran yang baik, keselamatan kapal dan kru dapat terjaga dengan lebih efektif. Sistem ini penting untuk memastikan bahwa kapal dapat beroperasi dengan aman, mengingat potensi risiko kebakaran yang tinggi dalam lingkungan maritim.
1. Deluge Valve System
![]() |
Deluge valve system pada centrifugal fire pump. |
Dalam sistem perlindungan fire pump, terdapat beberapa komponen penting yang bekerja secara otomatis untuk memastikan respons cepat saat terjadi kebakaran seperti pada diagram di atas.
Adapun fungsi dari masing-masing komponen tersebut kami rangkai menjadi satu kesatuan yang berurutan, yaitu:
- Sprinkler System
Sistem ini dilengkapi dengan sprinkler yang berfungsi untuk menyemprotkan air secara merata ke area yang terdeteksi terbakar. - Fire Detector dan Smoke Detector
Fire detector dan smoke detector berfungsi untuk mendeteksi keberadaan api dan asap.
Ketika salah satu dari detektor ini mendeteksi tanda-tanda kebakaran, keduanya akan mengirimkan sinyal ke control panel - Control Panel
Control panel menerima sinyal dari detektor dan kemudian menggerakkan solenoid. - Solenoid dan Deluge Valve
Setelah solenoid diaktifkan, deluge valve akan terbuka, memungkinkan aliran air dari sistem pemadam kebakaran. - Pompa Air
Setelah deluge valve terbuka, pompa akan aktif dan air akan mengalir melalui nozzle untuk memadamkan api.
Sistem ini dirancang untuk beroperasi secara otomatis, sehingga dapat mengurangi waktu respons dalam situasi darurat. Hal ini sangat penting, karena keterlambatan dalam merespons kebakaran dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih besar dan membahayakan keselamatan.
2. Pressure Sensing Line
![]() |
Pipeline pada sistem proteksi centrifugal fire pump dan instrumen-instrumennya. |
Dalam sistem fire pump, terdapat beberapa komponen penting yang berfungsi secara terintegrasi untuk memastikan efektivitas pemadam kebakaran, antara lain:
- Jockey Pump Controller
Komponen ini mengontrol operasi dari jockey pump untuk menjaga tekanan aliran air dalam sistem. - Jockey Pump
Jockey pump berfungsi untuk mempertahankan tekanan aliran air pada pipa discharge fire pump.
Dengan memompakan air secara terus-menerus, jockey pump berperan sebagai antisipasi dan persiapan jika terjadi kebakaran. - Unit Fire Pump
Ini adalah pompa utama yang digunakan untuk menyuplai air dalam jumlah besar ketika terjadi kebakaran. - Fire Pump Controller
Komponen ini bertanggung jawab untuk mengatur operasi fire pump sesuai kebutuhan.
Cara Kerja Sistem
- Aliran air dalam saluran pipa fire pump harus tetap bertenaga. Jockey pump akan aktif ketika tekanan pada sistem menurun, yang bisa menjadi indikasi bahwa fire protection system telah terbuka.
- Salah satu tanda terjadinya kebakaran adalah penurunan tekanan pada jockey pump. Ini menunjukkan bahwa fire protection system telah aktif, menyebabkan aliran air yang sebelumnya tertahan menjadi terbuka.
- Dalam kondisi normal, solenoid valve berada dalam posisi tertutup. Valve ini akan terbuka hanya ketika fire pump controller mengirimkan sinyal untuk mengaktifkan sistem.
Dengan pengaturan yang tepat, sistem fire pump dapat berfungsi secara efektif untuk melindungi aset dan keselamatan saat terjadi kebakaran.
Praktik Pemilihan Pompa di Dunia Industri
Dalam praktik di dunia kerja, keputusan untuk memilih tipe pompa biasanya diambil oleh seorang engineer. Pilihan tipe pompa ini sangat bergantung pada pengalaman engineer tersebut.
Bagi yang sudah berpengalaman, memilih tipe pompa seperti OH1, OH2, atau OH3 akan terasa lebih mudah karena mereka sudah memiliki feeling berdasarkan banyaknya proyek yang telah dikerjakan.
Namun, bagi fresh graduate atau yang baru memulai karir, sangat disarankan untuk berdiskusi dengan para senior di perusahaan. Senior-senior di industri ini biasanya memiliki pengalaman luas yang bisa menjadi acuan.
Memulai Karir Bidang Mechanical di Industri Energi
Kami menyarankan bagi lulusan baru untuk tidak langsung bekerja di perusahaan besar seperti KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) atau perusahaan minyak besar seperti Pertamina.
Sebaiknya, memulai karier di perusahaan kontraktor terlebih dahulu, seperti Rekind, IKPT, atau Tripatra. Mengapa? Karena di perusahaan kontraktor, pasti akan belajar lebih banyak dari senior-senior yang memiliki pengalaman langsung di lapangan.
Jika langsung masuk ke perusahaan besar (dalam hal ini user atau pemilik proyek), memang gaji mungkin lebih tinggi, tetapi pengalaman teknis bisa terbatas.
Ada kalanya kamu diminta untuk mereview atau memeriksa dokumen yang diserahkan oleh kontraktor, namun tanpa pengalaman teknis yang cukup, kamu mungkin akan merasa bingung.
Kamu bisa saja melakukan koreksi yang tidak tepat atau bahkan tidak berani memberi komentar sama sekali. Hal ini tentu akan berdampak pada kredibilitas kita sebagai engineer.
Sebagai contoh, kontraktor mungkin memberikan dokumen yang sebenarnya sudah benar, tetapi karena kamu kurang pengalaman, malah memberikan komentar yang salah, dan ini bisa menyebabkan kesalahan lebih lanjut.
Atau, jika kamu tidak memberi komentar apa pun, kontraktor mungkin berpikir bahwa kamu tidak memahami dokumen tersebut. Hal ini bisa menimbulkan keraguan tentang kompetensi klien di mata kontraktor.
Dengan memulai di perusahaan jenis kontraktor, kamu akan mendapatkan pengalaman langsung, baik dari sisi teknis maupun manajemen proyek, yang sangat berharga untuk karir jangka panjang di industri ini.
Demikian tulisan kami tentang jenis-jenis pompa sentrifugal ini. Semoga para pembaca dapat mengambil insight yang positif. Akhir kata, terima kasih telah membaca.
Posting Komentar untuk "Jenis-jenis Pompa Sentrifugal dan Cara Memilihnya Sesuai Kebutuhan Berdasarkan Standar"
Posting Komentar